Showing posts with label resensi. Show all posts
Showing posts with label resensi. Show all posts

Wednesday, September 25, 2019

Resensi buku Revolusi Pancasila

Resensi buku Revolusi Pancasila
Judul buku      : Revolusi Pancasila
Penulis             : Yudi Latif
Penerbit            : Mizan
Tahun Terbit    : 2015
Halaman          : 208 hal

Sebuah negeri yang bernama Indonesia,yang dihuni ratusan suku yang berbeda budaya.Negeri yang dijuluki kebanyakan orang tanah surga,tanah yang ditanami tongkatpun akan tumbuh pohon berbuah aneka macamnya.Namun,kenyatannya sumber daya alam sebanyak ini tidak dapat dinikmati seluruhnya.Watak keserakahan sebagian elite kekuasaan telah merampas hak yang semestinya orang pinggiranpun menerimanya.
Didalam buku ini, penulis mengunkapkan rasa kepihatinanya terhadap keadaan Indonesia saat ini.dimana,kanker krisis khususnya moral telah mengiris dan menyerang segala jaringan pembuluh darah dan menembus kedalaman jantung kehidupan.upaya yang dilakukan tak lain hanyalah operasi penyakit ini sampai akar-akarnya atau bisa disebut juga revolusi.revolusi disini adalah revolusi yang sesuai dengan nurani kemanusiaan dan warisan luhur bangsa,yaitu revolusi pancasila.
Pada halaman ketiga dikatakan secara umum,pemerintah Negara belum berhasil menunaikakan kewajibannya mewujudkan cita cita kemerdekaan yaitu “melindungi segenap bangsam Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan kehidupan dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi.
Individualisme,materialisme dan hedonisme telah membaur disemua aspek kehidupan masyarakat.Keragaman dan perbedaan yang mestinya timbul rasa saling mengenal,menhormati,berbagi dan menguatkan persatuan.justru menimbulkan perilaku saling menyangkal,mengucilkan dan saling meniadakan.Demokrasi yang bertujuan sebagai sarana mengendalikan kepentingan perseorangan,malah kini menjadi sarana mewujudkan kepentingan perseorangan untuk mengontrol institusi dan kebijakan public.
Untuk mengatasi segala macam problematika yang ada ini maka diperlukan pembangunan mental-karakter yang harus mempertautkan antara proses membentuk pribadi yang bermental dan berkarakter baik dengan kolektivitas bangsa yang bermental dan berkarakter baik pula.dengan adanya integrasi tersebut maka akan Nampak pula manfaatnya .
Penguatan mental yang harus dilakukan meliputi 3 hal ; yaitu penguatan mentalitas-budaya kemandirian,mentalitas-budaya gotong royong,dan mentalitas budaya pelayanan.Ketiganya ini bisa disebut dengan istilah “Tricita Revolusi Mental”.
Mentalitas kemandirian bangsa Indonesia memprihatinkan,perilaku manusianya cenderung terperangkap dalam dua pilihan ekstrem: melakukan apa yang orang (bangsa) lain lakukan atau melakukan apa yang diinginkan orang (bangsa) lain,hal ini dapat menimbulkan mental pecundang dan totalitarian.untuk itu mentalitas kemandirian harus ditumbuhkan agar manusia bangsa ini dapat menghargai dirinya sendiri dalam menggali dan mengembangkan potensi diri serta mengambil pilihan menurut pendiriannya dalam rangka melakukan yang tebaik.
Salah satu nilai fundamental bangsa Indonesia sejak dulu adalah nilai “gotong-royong”.nilai inilah yang belum dimiliki oleh bangsa lain.gotong royong adalah pembanting tulang bersama,pemerasan keringat bersama dan perjuangan bantu membantu bersama.tapi sayangnya sekarang ini nilai-nilai gotong royong mulai luntur dikarenakan tekanan nilai-nilai dari luar yang belum tentu berdampak baik bagi kehidupan berbangsa.untuk itu revolusi mental harus merestorasi warisan budaya gotong royong dalam arti yang lebih luas.yang mencakup pengembangan budaya “silih asih,silih asah,dan silih asuh”;berat sama dipikul,ringan sama dijinjing;tolong menolong dengan semangat koperasi;saling menghargai dalam perbedaan.
Kedua mentalitas diatas muaranya adalah mentalitas budaya “pelayanan”.mentalitas pelayanan ini sangat penting karena ini merupakan cita-cita pendiri bangsa ini yang termuat dalam pembukaan Undang-Undang dasar.sebagai manusia harus mampu memberikan kemanfaatan pelayanan bagi manusia yang lain.
Sistem ekonomi Pancasila dan gagasan Negara kesejahteraan itu hanya bisa dijalankankan secara penuh dan konsisten sejauh apa yang dimiliki Indonesia,yang disebut Soekarno sebagai kemampuan untuk berdikari diatas kakinya sendiri (berdikari).Bangsa Indonesia hendaknya tidak membudayakan perilaku ekonomi boros,yang dapat menimbulkan utang kepada luar negeri.Saat ini yang harus dilakukan adalah menumbuhkan keyakinan(terutama kepada pemimpin) bangsa Indonesia sendiri,yang dapat penerapan system ekonomi Pancasila demi kesejahteraan bangsa.
Dalam melaksanakan usaha-usaha pokok secara akseleratif itu,taktik dan setrategi yang bisa ditempuh antara lain dengan menggunakan gagasan Soekarno yang disebut sebagai “retooling”,yang artinya mengganti alat yang lama dengan alat yang baru.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam revolusi Pancasila melalui program program prioritas antara lain;Mengukuhkan Pancasila sebagai ideology Negara dan pandangan hidup bangsa;Mengukuhkan Negara hukum pancasila;Memperjuangkan dalam kedaulatan politik;memperjuangkan kemandirian dalam perekonomian;Memperjuangkan kepribadian dalam kebudayaan;Menguatkan (dukungan) kohesi social dan;Menguatkan (dukungan) system pertahanan keamanan.


Membaca buku ini dari awal sampai akhir sungguh sangat menarik.realita kehidupan berbangsa saat ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang bagus, yang membuat para pembaca terbawa dengan isi buku ini.Penulis mampu menganalisis secara tajam problematika yang melanda negeri ini.Kalimat-kalimat yang penting dicetak tebal guna mempermudah ingatan pembaca akan pesan yang disampaikan. Statement dari pendiri bangsa juga dimasukkan dalam buku ini sebagai motivasi kepada para pembaca khususnya penerus bangsa agar bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.
Kesimpulan dari buku ini bahwa,dalam usaha menjalankan Revolusi Pancasila ditengah kesemarakan gairah materialisme,hedolisme dan banalisme memang ibarat menabrak dinding tebal yang sulit ditembus.Untuk itu,diperlukan kebesaran jiwa yang teguh pendirian dan berani menyimpang dari mainstream.Dibutuhkan jiwa-jiwa profetis-patriotis,yang berani membiasakan yang benar,bukan membenarkan yang biasa,tidak pernah putus asa dalam menahan cobaan dan gempuran.Kita biarkan bangsa ini hancur,atau bangkit bertempur.

Resensi buku sausapor "saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia"

Resensi buku sausapor "saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia"
- Judul : sausapor "saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia"
-Pencipta:Anna.m.f.parera
-Penerbit:Direktoral jenderal kebudayaan
-Tebal halaman buku:133
-Kelebihan buku:ceritanya menarik.kata katanya mudah di pahami.katanya baku.yang membaca lebih mengetahui sejarah perang dunia ke 2
-Kekurangan:ceritanya lebih detail kalau membacanya lumayan pusing.kata katanya juga ada yang kurang baku

-Judul buku ini adalah sausapor saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia.

-Buku ini berisi mengenai sejarah perang dunia ke-2 yang terjadi, dalam hal ini di Sausapar, yang sekarang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tambrauw. Daerah itu merupakan salah satu tempat yang dijadikan basis pertahanan Sekutu untuk melawan Jepang, yang pada waktu itu juga berada dalam wilayah Sarong. Dimana Sausapar dahulunya termasuk dalam wilayah Sarong (disebut sebagai tanah besar, karena wilayah kekuasaan Sarong yang cukup luas), sehingga Jepang melakukan penjajahan terhadap masyarakat setempat hingga ke Sausapar. Sausapar juga dipandang sebagai daerah strategis oleh Sekutu untuk membangun pangkalan udara di daerah tersebut agar dengan mudah melihat gerak-gerik melawan Jepang.

Resensi buku Bumi Manusia

Resensi buku Bumi Manusia
Judul        : Bumi Manusia
Penulis    : Pramoedya Ananta Toer
Halaman : 535
Penerbit : Lentera Dipantara
Cetakan  : ke-17, Januari 2011
ISBN        : 979-97312-3-2

Bumi manusia adalah buku pertama dari tetralogy pulau buru karya Pramoedya Ananta Toer (Pram), beliu adalah sastrawan besar yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Buku ini sudah ada dalam pikiran Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1973 ketika diasingkan di pulau Buru, sebelum akhirnya beliau tulis pada tahun 1975.

Buku ini menceritakan kejadian tahun 1898 sampai tahun 1918, pada saat itu adalah saat dimana munculnya pemikiran politik etis dan awal dari kebangkitan Nasional, dan menjadi awal tumbuhnya pemikiran untuk berorganisasi dibangsa ini.

Minke (Tirto Adhie Soerjo), adalah seorang pribumi keturunan ningrat yang memiliki pemikiran seperti orang-orang eropa (pada masa itu). Minke adalah seorang pemuda yang cerdas, penyuka sastra, yang berbeda dengan pemuda lain pada masa itu.
Annelis Mellema (Ann) adalah gadis yang dikatakan amat sangat cantik (dalam novel ini), bahkan kecantikannya dikatakan melebihi kecantikan dari Ratu Wilhelmina (Ratu Belanda pada saat itu), Ann merupakan putri dari seorang  Nyai, namun bukan seorang Nyai biasa, Ann merupakan putri dari seorang ibu yang luar biasa, seorang ibu yang mampu mengurusi banyak pekerjaan setelah Tuan Mellema, Tuannya (suami tidak sahnya), berubah menjadi seorang yang sudah tidak peduli pada apapun disekelilingnya. Ann lebih memilih untuk menjadi seorang pribumi seperti ibunya disbanding menjadi seorang Belanda. Ann begitu manja pada mamanya, sikapnya begitu manis. Sangat berbeda dengan sikap abangnya, Robert Mellema yang selalu merasa bahwa dirinya seorang belanda tulen dan Robert tidak menganggap Nyai sebagai ibunya. Robert sangat mengagumi ayahnya.

Dalam buku ini Pram menanamkan bahwa pentingnya belajar, khususnya membaca, dengan membaca. Dalam kisah ini, seorang Nyai dapat menjadi seorang guru kehidupan bagi seorang siswa H.B.S (sekolah yang bergengsi pada saat itu). Semua itu bisa terjadi karena sang Nyai giat menimba ilmu, terlebih dahulu sang Nyai pernah diajari begitu banyak hal oleh Tuannya (Suami tidak sah) yaitu Tuan Mellema. Novel ini bukan melulu tentang konflik pergerakan, namun semua konflik tertanam didalamnya, mulai dari pergolakan pemikiran sampai hati terkemas dengan apik dalam kisah ini.

Sudut pandang orang pertama dalam kisah ini, membuat kita seperti berada pada masa itu, dan mengikuti tepat disisi Minke dan menyaksikan secara langsung kejadian-kejadian yang terjadi. Pemikiran-pemikiran untuk keadilan para pribumi, sikap masyarakat yang ada pada saat itu, strata sosial yang ada pada saat itu, semuanya terbalut dengan indah dalam kisah cinta yang terjalin antara Minke dan Ann.

RESENSI buku Jejak Langkah

RESENSI buku Jejak Langkah
Judul                     : Jejak Langkah

Penulis                 : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit              : Lentera Dipantara

Cetakan               : 9, 2012

Tebal                     : X + 724 Halaman

Genre                   : fiksi roman

ISBN                      : 979-97312-5-9






Penulis :

Pramoedya Ananta Toer lahir pada 1925 di Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Hampir separuh hidupnya dihabiskan di dalam penjara, namun tak membuatnya berhenti sejengkal pun menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional dan dia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh. Berkali-kali karyanya dilarang dan dibakar.

Semasa hidup Pram telah melahirkan 50 karya lebih dan telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa asing. Pram juga mendapat beragai penghargaan dalam dunmia sastra dan kebudayaan, dan juga masuk dalam kandidat pemenang penghargaan Nobel Sastra.

Sinopsis :

Novel "Jejak Langkah" adalah bagian dari tetralogy buruh yang ketiga setelah "Bumi Manusia" dan "Anak Semua Bangsa" yang ditulis oleh Pram semasa berada di pulau Buru, tidak hanya ditulis, buku ini sebelumnya juga telah diceritakan secara lisan kepada teman-teman di pulau Buru.

Dalam novel ini bernuansa zaman kolonial. Pada setiap peristiwa yang ditulis sangat rapi dengan detail gambaran tempat, waktu dan suasana yang membuat kita merasa seakan berada pada masa kolonial.

Buku ini juga menjelaskan bagaimana awal berdirinya organisasi pribumi di Nusantara. Dan dikemas dalam sebuah sejarah roman yang membuat kita memahami sejarah bukan hanya sebagai pelajaran yang dihafal. Tetapi juga membuat kita seakan larut dalam suasana sejarah itu.

Isi novel :

Ini novel ini adalah sebuah sejarah yang dikemas dengan cerita fiksi

Pada awal buku ini menceritakan kebangkitan bengsa-bangsa lain yang ada di Nusantara yang menjadika pribumi semakin tersingkirkan. Hal ini belum juga memunculkan kesadaran pada diri kaum pribumi yang berada di bawah kolonialisme Belanda.

Pada pertengahan, novel ini menceritakan sebuah kesadaran dari beberapa pelajar pribumi yang sudah mulai berfikir secara luas karena sudah mendapat pendidikan modern. Juga adanya wanita bernama RA Kartini yang berjuang untuk memperjuangkan pendidikan walau kerkekang sebuah adat yang mengikat.

Pada akhir dari novel ini, perjuangan kaum terpelajar pribumi mulai berhasil mendirikan organisasi modern dan berhasil berkembang pesat, sampai menemui berbagai halangan dan perjuangan dalam melawan halangan itu.

Kelebihan :

Novel "Jejak Langkah" mengenalkan sejarah beserta suasana yang bisa dirasakan saat membacanyaMengenalkan sebuah sejarah yang tidak dibahas dalam pelajaran yang dikemas sebagai novel sejarah romanPenggunaan bahasa asing selalu dilengkapi penjelasan detail berupafootnote

Kekurangan :

Penjelasan latar sangat panjang kadang juga melebarUntuk dapat memahami dan mengikuti alur dan suasana yang digamarkan perlu mencapai halaman yang  jauh (penulis sendiri butuh sampai halaman 100-200)Memerlukan pemaharuan bahasa karena sudah ditulis lama

Saran :

 Novel "Jejak Langkah" ini sangat berguna untuk menambah wawasan sejarah anda, namun juga anda harus menyelesaikan dua buku sebelumnya dan satu buku setelahnya, anda bisa melihat gambaran suasana masa kolonial yang sesungguhnya dikemas dalam fiksi roman.

Monday, February 19, 2018

RESENSI BUKU Orang-Orang Belanda di Pintu Darurat

RESENSI BUKU Orang-Orang Belanda di Pintu DaruratI. Identitas Buku.
Judul Buku  :
Orang-Orang Belanda di Pintu Darurat.
Nama Pengarang : M. Unggul Wibowo.
Nama Penerbit  : Putra Sukses.
Ketebalan Buku  : 75 lembar.
Tahun Terbit : 2006

II. Rangkuman/Ringkasan.
Akibat kapal-kapal Belanda sering tersesat di pantai selatan Jawa, mereka kemudian menelusuri kawasan ini untuk mencari peluang yang dapat mendatangkan keuntungan. Ketika perairan di sebelah utara Nusa Kambangan diketahui berpotensi untuk dijadikan pelabuhan, orang-orang Belanda kemudian berambisi mewujudkan daerah itu sebagai pelabuhan terpenting di kawasan selatan jawa.
Masa tanam paksa dan liberaslisne adalah masa-masa kejayaan pelabuhan Cilacap. Berbagai barang komoditi ekspor dikirim melalui pelabuhan ini ke negeri Belanda. Untuk mengamankan, Cilacap dari serangan musuh seberang lautan, sistem pertahanan pun dibangun di sekitar pantai. Pada saat serangan tentara Jepang datang dari utara, pelabuhan Cilacap berubah menjadi pintu darurat untuk mengungsikan orang-orang Belanda ke Australia.

III. Kelebihan & Kekurangan.
a. Kelebihan.
Bahasanya baku, namun sangat mudah di mengerti. Ukuran font tidak terlalu kecil, sehingga kita tidak terlalu lelah untuk membacanya. Disertai beberapa gambar ilustrasi, membuat lebih paham. Pada halaman terakhir juga terdapat gambar peta cilacap, membuat semakin menarik.
b. Kelemahan.
Covernya tidak menarik, walau ilustrasinya bagus. Pemilihan jenis font pada judul, biasa saja. Kurang menarik. 


Baca Juga Kumpulan Resensi bertemakan Sejarah disini

Sunday, February 18, 2018

RESENSI BUKU : kronologi pergerakan kemerdekaan Indonesia

Judul               :kronologi pergerakan kemerdekaan Indonesia
Penerbi           :pradnya paramita jakarta
Penulis           :drs.soejitno hardjosoediro
Jml hal           :77
Harga             :40.000
Tahun terbit   :1984

Rangkuman
Buku ini menceritakan tentang peristiwa/kronologi sebelum kemerdekaan Indonesia.di dalam buku ini terdapat judul diantaranya permulaan kebangkitan rakyat Indonesia,islamisme contra communism permulaan non-cooperatie,kea rah persatuan Indonesia,jaman penegas nasionalisme non kooperatie dan zelfhelp,kesukaran pergerakan dan perpecahan,konsolidasi dan kesadaran,jaman pendudukan jepang,dan yang terakhir jaman pendobrak proklamasi kemerdekaan Indonesia.pada setiap judul terdapat peristiwa dan pada setiap peristiwa terdapat tanggal,bulan,dan tahun.contoh pada judul jaman pendudukan jepang terdapat peristiwa di bentuknya PETA [Tentara Pembela Tanah Air] pada tanggal 10 okt thn 1943.contoh lain pada judul jaman pendobrak proklamasi kemerdekaan Indonesia terdapat peristiwa sidangnya BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945 dan pada 17 agustus 1945 pukul 10:00 dibacakan proklamasi di jl pegangsaan timur no 56.

Kelebihan:
Kita bias tau setiap peristiwa sebelum terjadi kemerdekaan Indonesia dan disetiap peristiwa ada tanggal,bulan,dan tahun.
Kekurangan:
Tidak semua peristiwa terdapat tanggal dan terdapat istilah istilah yang tidak ada maknanya


Baca Juga kumpulan resensi Bertema Sejarah disini

Saturday, February 03, 2018

RESENSI BUKU : PERISTIWA RENGASDENGKLOK

           
       JUDUL BUKU            : PERISTIWA RENGASDENGKLOK
PENERBIT                 : PT. Kompas Media Nusantara
PENULIS                    : Hersuganda
HALAMAN                 : 242 Halaman


       SINOPSIS
Peristiwa Rengasdengklok terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kejadian tersebut berlangsung tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke rengasdengklok dengan tujuan untuk mengamankan keduanya dari intervensi pihak luar. Daaerah Rengasdengklok dipilih karena menurut perhitungan militer, tempat tersebut jauh dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Di samping itu, mereka dengan mudah dapat mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok dari arah Bandung maupun Jakarta.
Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari penuh. Usaha dan rencana para pemuda untuk menekan kedua pemimpin bangsa Indonesia itu agar cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan tentara Jepang tidak dapat dilaksanakan. Dalam peristiwa Rengasdengklok tersebut tampaknya kedua pemimpin itu mempunyai wibawa yang besar sehingga para pemuda merasa segan untuk mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Namun, melalui pembicaraan antara Shodanco Singgih dengan Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan Soekarno itu, pada tengah hari Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan-kawannya dan para pemimpin pemuda. Sementara itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Achmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan Wikana (mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.

Akhir Peristiwa Rengasdengklok
Berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dengan Laksamana Tadashi Maeda itu, Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke Rengasdengidok, Achmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta Cudanco Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pada pukul 17.30 WIB. Itulah sejarah singkat peristiwa Rengasdengklok yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan

KELEBIHAN BUKU :

(1) Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah sehingga memungkinkan sejarawan dapat menanyakan langsung bagian yang kurang jelas kepada narasumber.
(2) Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karena memungkinkan sejarawan untuk menggali informasi dari semua golongan masyarakat.
(3) Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber-sumber sejarah selama ini.

KELEMAHAN BUKU :


(1) Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.
(2) Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses wawancara. Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.

Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini

Thursday, February 01, 2018

RESENSI BUKU PERANG PADERI

Nomor Absen  : 22
Nama               : Kania Dwi Liani Septy
Kelas               : X IPS 4
Sekolah           : SMA Negeri 1 Brebes  

RESENSI BUKU

Judul                            : Perang Padri
Penulis                         : Drs. Helius Samsudin. M.A.
Penerbit                       : PT. Mutiara Sumber Widiya
Kota                             : Jakarta
Tahun Terbit                : 1894
Jumlah Halaman          : 54 halaman

Ringkasan Isi   Buku    :
Buku ini menceritakan tentang perang padri yang terdiri dari tiga tahap. Pada tahap pertama perang ini terjadi antara kaum agama dengan kaum adat. Pada dasarnya perang padri babak pertama mempunyai tujuan murni yaitu menegakkan ajaran-ajaran islam. Pada babak kedua tahun 1820 pihak adat menjual kemerdekaan ke Belanda dengan imbalan yaitu kaum adat mendapakan bantuan dari Belanda untuk menundukan kaum agama. Ketika kaum agama ditundukan oleh Belanda, kaum adat malahan tidak dapat apa-apa malah mereka diperlakukan kasar oleh Belanda sama seperti kaum agama. Pada tahun 1830, perang padri memasuki babak ketiga kaum adat dan kaum agama bersatu untuk mengusir Belanda.

Kelebihan : ceritanya menarik, covernya bagus.
Kekurangan : bahasanya kurang dipahami.

Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini

RESENSI BUKU TIMUN MAS


RESENSI BUKU TIMUN MAS
Judul           : Timun Mas
Pengarang   : Tika Ikranegara
Penerbit       : Mulia Jaya-Surabaya

   Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

"Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan," kata Raksasa. "Terima kasih, Raksasa," kata suami istri itu. "Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku," sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.

Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.
Petani itu mencoba tenang. "Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya," katanya. Petani itu segera menemui anaknya. "Anakkku, ambillah ini," katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. "Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin," katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. "Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku," kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.

   Amanat : Bila berjanji harus menepati,jika tidak sanggup jangan berjanji dan jangan mudah menyerah.



Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini



RESENSI BUKU BATU MENANGIS

Judul          : Batu Menangis
Pengarang : Joko Dwinanto
Penerbit     : Balai Pustaka, 1997

Di sebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita. Mereka hanya hidup berdua, karena suaminya sudah meninggal dan sang janda harus bekerja sebagai buruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tetapi sayangnya, putri semata wayangnya adalah anak yang manja. Ia tidak pernah mau membantu ibunya. Kerjanya hanya berdandan dan berjalan-jalan di desa memamerkan kecantikannya.

Pada suatu hari, sang anak meminta ibunya untuk membelikan kosmetiknya. Sang ibu tidak mengerti kosmestik apa yang dimkasud anaknya dan mengajak anaknya untuk ikut ke pasar. Sang anak tidak mau pergi ke pasar bersama ibunya, tetapi ibunya bersikeras tidak mengetahui kosmestik apa yang diminta. Akhirnya sang anak pun mau ikut ke pasar, tetapi dengan syarat, sang ibu harus berjalan di belakangnya karena ia malu berjalan dengan ibunya.

Di pasar, teman-temannya bertanya, siapakah perempuan yang ada di belakangnya. Sang anak menjawab bahwa ia adalah pembantunya. Sang ibu merasa sedih. Dan ketika bertemu dengan temannya, sang anak berkata dengan jawaban yang sama. Ibunya tidak tahan lagi dan berhenti di jalan. Kemudian sang ibu berdoa kepada Tuhan agar anaknya diberi hukuman yang setimpal.

Petir menggelegar dan tiba-tiba turun hujan deras. Pelan-pelan kaki sang anak berubah menjadi batu. Sambil menangis, sang anak memohon kepada ibunya untuk mengampuninya. Tetapi hukuman telah diberikan. Seluruh tubuh sang anak berubah menjadi patung dengan air mata masih menetes di wajahnya. Oleh warga, patung tersebut ditempatkan di sebuah tebing dan disebut dengan Batu Menangis.


Amanat : kita tidak boleh durhaka kepada orang tua kita.

KARYA
Nama : Irzi Ariyanto
Kelas  : X IPS 4
No       : 19 




Baca juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini

Wednesday, January 31, 2018

resensi buku tangkuban perahu

Nama    :muhamad ilham nur habibie w
Kelas     :X IPS 4
Judul     :Tangkuban gunung Perahu

Sinopsis
Dayang Sumbi termakan sumpahnya sendiri: ia harus menerima Si Tumang, seekor anjing yang ternyata penjelmaan Dewa, menjadi suaminya. Beberapa tahun kemudian lahirlah bayi lelaki dan diberi nama Sangkuriang. Ke manapun bocah Sangkuriang ini pergi selalu diikuti oleh Si Tumang. Suatu ketika, Dayang Sumbi ingin sekali memakan daging menjangan. Pergilah Sangkuriang bersama Si Tumang berburu ke hutan atas perintah Dayang Sumbi. Nasib Sangkuriang tidak beruntung, tak seekorpun binatang didapatnya. Karena kesal terhadap si Tumang, maka anjing itu ditakut-takuti dengan panah dan terbunuh karenanya. Dayang Sumbi sangat marah mengetahui Si Tumang mati akibat Sangkuriang. Maka Sangkuriang lalu pergi meninggalkan ibunya untuk mengembara, sementara ibunya dengan petunjuk arwah suaminya, tetap awet muda.
Beberapa tahun kemudian Sangkuriang bertemu kembali dengan Dayang Sumbi yang tetap muda dan cantik. Mereka saling jatuh cinta. Tetapi Dayang Sumbi kemudian mengetahui bahwa pemuda itu tak lain adalah anak kandungnya. Maka kemudian Dayang Sumbi mencari akal, agar Sangkuriang membuat karya antara lain membuat perahu. Sangkuriang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Sangkuriang pun marah dan perahu ditendangnya hingga terbalik, yang kelak menjadi gunung Tangkuban Perahu.




Amanat :kita boleh berbohong demi kebaikan,kita tidak boleh membunuh hewan tidak bersalah,jangan menyukai ibu sendiri karna itu dosa


Baca Juga Kumpulan Resesnsi Bertema Sejarah Disini

Resensi Buku Ande-ande Lumut

Identitas buku:
Judul                    :Ande-Ande Lumut
Penulis                 :Dian Aprillia
Penerbit                :Elex Media Komputindo
Tahun terbit          :2013
Jumlah halaman   :20 lembar
ISBN                    :9786020208688

Sinopsis Cerita
Cerita ini mengisahkan seorang janda bernama mbok rondo yang memiliki empat putri dan diberi nama klenting sesuai dengan kesukaan warna mereka.Suatu hari kerajaan di pengeran Ande melakukan suatu saembara dan di undanglah semua kenting.Tetapi Mbok rondo melarang Klenting Kuning untuk ikut serta,mungkin karena mereka anak tiri dari Mbok Rondo.Tapi karena kebaikan Angsa sahabatnya itu semua pekerjaan rumah yang diberikan Mbok Rondo bisa selesai dalam waktu sekejap,dan dia juga deberikan obat untuk bisa menyebrang ke sunga tanpa harus menjadi pengikut Yuyu kang-kang. Pada saat Mbok Rondo dan para klenting menyebrang dia menerima tawaran untuk jadi pengikutnya. Dan diberikan tanda hitam di kening mereka.Tapi saat klenting Kuning menyebrang,sebelum Yuyu Kang-Kang memberi tanda,dia pun memberi obat pada Yuyu kang- kang,Yuyu pun pingsan tanpa memberi tanda di kening Klenting Kuning. Saat sampai di kerajaan ternyata Pangeran Ande tidak memilih Klenting yang memiliki tanda hitam,karena Pangeran sudah tau jika ada tanda hitam maka dia adalah pengikut Yuyu Kang-kang. Teryata hanya klenting Kuning yang tidak memiliki tanda itu. Akhirnya Pangeran pun menikah dengan Klenting Kuning dan hidup bahagia. Sedangkan para Klening yang lain dan Mbok Rondo menjadi istri dari Yuyu Kang-Kang. 

Kelebihan dan kekurangan
      Kelebihan
-Ceritanya mudah di pahami
-Menggunakan bahasa yang baku
-Ceritanya menarik
     Kekurangan
-Mungkin terlalu banyak fersi yang membuat pembaca bingung
-Biasanya sampulnya kurang menarik


Karya
Nama: Anindhita Putri Sofana
Kelas: X IPS 4
NO: 5


Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini